Djakarta Artmosphere, Sinergi Musik Tanah Air
CERITA - Dengan misi menyelamatkan musik Indonesia, acara Djakarta Artmosphere butuh diapresiasi. Bermodalkan keinginan mengembangkan atau mengenalkan musik Indonesia terdahulu terhadap generasi sekarang, Djakarta Artmosphere hadir sebagai pembangkit musik lintas generasi. Perpaduan dan kolaborasi musisi generasi sekarang dengan musisi lawas, Djakarta Artmosphere memberikan sajian pagelaran musik alternative yang belum pernah ada sebelumnya.
Dimulai dari tahun 2009 lalu,
Djakarta Artmosphere hadir dengan tema Egaliter
yang mencoba memunculkan kembali semangat kesejajaran dalam kemajemukan dengan
medium musik dan fotografi. Hadir dengan komposisi yang tidak biasa, misalnya
menyatukan Doel Sumbang dengan Efek Rumah Kaca, Fariz RM dan Oele Pattiselanno
dengan White Shoes and the Couples Company, Ebiet G. Ade dengan Sore, serta
Vina Panduwinata dengan Tika and the Dissidents, dalam satu panggung
menghasilkan sebuah konser kolaborasi yang spektakuler.
Yang menarik, dalam konser
tersebut juga menhadirkan pameran foto yang kerjasama dengan Divisi Pendidikan
Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA). Inilah sajian perdana sebagai guratan
catatan sejarah awal berjalannya Djakrata Artmosphere.
Sukses mengkolaborasikan musik
dan foto pada tahun 2009, Djakarta Arstmosphere kembali hadir ditahun 2010,
dengan lebih spektakuler. Dibuka dengan penampilan kolaborasi Oddie Agam dengan
The Trees and the Wild, Mocca dan Bonita and the Husband, Djakarta Artmosphere
menjadi magnet para pecinta musik Indonesia. Ditambah lagi penampilan almarhum
Utha Likumahuwa dan Leonardo yang terlihat segar membuat ribuan penonton
terhipnotis.
Band Gugun Blues Shelter, yang
beraliran musik blues, merasa tidak canggung membangkitkan kenangan lama dalam
kolaborasinya dengan Sylvia Saartje, lady rocker pertama di Indonesia. Ditutup
penampilan energik band legenda rock Indonesia Godbless yang berbagi panggung
dengan band asal bali Navicula, menjadi klimaks dari gelaran konser Djakarta
Artmosphere 2010.
Untuk Djakarta Artmosphere
2011, G Production, selaku organizer, memunculkan panggung baru Joyland yang berkonsep Psychedelic, sebuah panggung
pembuka bernuansa ceria dengan memadukan warna-warni energik. Aksi panggung
yang digelar di luar pertunjukan utama ini, diisi oleh musisi-musisi yang tidak
kalah menariknya, seperti White Shoes and the Couples Company, Luky Annash, Sir
Dandy, Dialog Dini Hari dan The Experience Brothers.
Di panggung utama, riuh dan
antusias penonton terbayar lewat aksi panggung perpaduan dua generasi, yakni
Endah ‘N Rhesa dan Margie Segers. Keduanya berhasil menyihir ribuan pasang
kuping penonton lewat kolaborasinya yang menawan dengan membawakan lagu Semua Bisa Bilang di awal acara.
Dilanjutkan pada penampilan
duet musisi senior Keenan Nasution dengan musisi muda Sarasvati dalam
melantunkan lagu Zamrud
Khatulistiwa. Kolaborasi dua generasi ini mengingatkan kita kembali
pada duet Keenan Nasution bersama istrinya, Ida Royani. “Satu panggung dengan
Sarasvati mengingatkan saya pada Ida Royani,” ujar Keenan Nasution bersemangat.
Tak mau kalah dengan penampilan
sebelumnya, band Indie asal Bandung Pure Saturday hadir dengan gandengan
keyboardis seniornya, Jockie Suryoprayogo. Lewat hembusan irama rock progresif,
Pure Saturday menampilkan nuansa energik guna mengimbangi permainan mantan
personil Godbless ini.
Seluruh penonton yang memadati
Tennis Indoor Senayan tak hentinya bertepuk tangan ketika The Brandals dengan
tandemnya Koes Plus membawakan lagu Pelangi
yang dengan manis menutup konser Djakarta Artmospher 2011.
Sudah jelas bahwa konser yang
diprakarsai oleh anak-anak G Production ini patut diberi acungan jempol. Lewat
apresiasi mereka, sejarah musik Indonesia kembali terjaga dan tetap bersinergi
dengan perkembangan musik sekarang. Djakarta Artmosphere telah berhasil
memberikan ruang berekspresi untuk para musisi tanah air di tengah gempuran
konser-konser musisi luar. Harapannya, Djakarta Artmosphere menjadi angin segar
bagi musisi-musisi dan pencinta musik tanah air yang terus berhembus ditahun
tahun mendatang.