30 Negara Buat Seragam Militer Di Indonesia
CERITA - Siapa bilang industri textile Indonesia tidak mampu mewarnai pasar penting textile dunia. Tengok saja ke Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, yang berjarak kurang lebih tiga belas kilo meter dari kota solo ke arah selatan.
Sebuah pabrik textile besar berdiri megah dengan nama PT Sri Rejeki Isman Textile atau lebih dikenal dengan PT Sritex.
Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui akan prestasi yang
dilakukan pabrik tekxtile yang sudah berdiri sejak 1966 yang sebenarnya telah
mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional dengan memasok seragam
militer ke 30 negara.
Seragam militer
negara seperti Jerman, Australia, Inggris, Belanda, Timor leste dan dua puluh lima
negara asing lainnya, mengisi daftar pemesan pabrik dengan luas
tanah 150 hektare dengan karyawan mencapai total 18.000 orang ini.
Tak tanggung tanggung, total volume ekspor seragam militernya sepanjang tahun 2014 mencapai lebih dari delapan juta potong atau separuh dari total produksinya.
Tak tanggung tanggung, total volume ekspor seragam militernya sepanjang tahun 2014 mencapai lebih dari delapan juta potong atau separuh dari total produksinya.
Cerita seragam militer ini bermula pada tahun 1992, saat pendiri PT Sritex HM
Lukminto yang berjuluk raja textile asia tenggara ini memperbesar pabrik dan melakukan
produksi besar-besaran pakaian militer untuk kebutuhan TNI, Polri dan PNS.
Lompatan besar terjadi saat Tahun 1994, Sritex mulai mengerjakan seragam pesanan pasukan negara-negara di bawah North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Dengan mengantongi sertifikat dari organisasi pakta pertahanan Atlantik Utara itulah, pesanan seragam milter dari berbagai negara lain berdatangan.
Kini tak hanya seragam militer saja yang mereka produksi, rompi anti peluru, seragam anti radiasi hingga tali senjata dan pelindung tubuh untuk militer memenuhi daftar pesananan.
Lompatan besar terjadi saat Tahun 1994, Sritex mulai mengerjakan seragam pesanan pasukan negara-negara di bawah North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Dengan mengantongi sertifikat dari organisasi pakta pertahanan Atlantik Utara itulah, pesanan seragam milter dari berbagai negara lain berdatangan.
Kini tak hanya seragam militer saja yang mereka produksi, rompi anti peluru, seragam anti radiasi hingga tali senjata dan pelindung tubuh untuk militer memenuhi daftar pesananan.
Dengan memiliki lebih dari 300 ribu desain yang enam di antaranya merupakan
desain pakaian militer yang telah dipatenkan di Dirjen HAKI, Sritex mulai
melakukan berbagai inovasi dalam produk buatannya.
Beragam inovasi masuk dalam aplikasi tambahan seperti kain anti air, serangga, infra-red, tahan api, bebas noda, bobot ringan, dan berpori-pori yang bisa mereka ciptakan dari berbagai tipe bahan.
Beragam inovasi masuk dalam aplikasi tambahan seperti kain anti air, serangga, infra-red, tahan api, bebas noda, bobot ringan, dan berpori-pori yang bisa mereka ciptakan dari berbagai tipe bahan.
Dengan kualitas tidak diragukan, Sritex memenuhi setiap detail kebutuhan
spesifik pelanggan dengan kemampuannya untuk menciptakan beragam jenis dan
spesifikasi kain dari berbagai bahan dan model rajutan.
Tak hanya mengedepankan kualiatas, Sritex pantas dipilih karena juga mengedepankan delivery on-time dengan harga yang cukup bersaing.
Tak hanya mengedepankan kualiatas, Sritex pantas dipilih karena juga mengedepankan delivery on-time dengan harga yang cukup bersaing.
Sritex tak hanya memproduksi seragam militer saja, pabrik textile besar ini
juga memproduksi merek-merek pakaian fashion terkenal di dunia seperti Zara, Uniqlo dan Timberland.
50 persen dari total produksinya melayani lebih dari 40 negara yang membutuhkan pakaian fishion dengan berbagai model, kain, dan benang berkualitas.
50 persen dari total produksinya melayani lebih dari 40 negara yang membutuhkan pakaian fishion dengan berbagai model, kain, dan benang berkualitas.