Megalitikum Dusun Sokoliman, Cermin Peradaban Manusia
CERITA - Dusun Sokoliman II, Desa Bejiharjo, Kecamatan
Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, hanyalah perdusunan biasa. Namun, ketika
menelisik latar belakang sejarahnya, terungkap jelas, dusun tersebut adalah
mata rantai sejarah peradaban manusia, khususnya pada masa-masa kehidupan
prasejarah.
Dusun Sokoliman II dikenal sebagai gudang
penyimpanan berbagai jenis peninggalan zaman megalitikum. Di wilayah ini,
pengunjung bisa menemukan ratusan tiang batu serta sejumlah kubur batu yang
diyakini ada minimal 2.000 tahun sebelum Masehi. Peninggalan bersejarah itu
bisa ditemukan di lahan-lahan pertanian atau pekarangan rumah warga.
Peninggalan bersejarah Sokoliman ini berupa batu
menhir dan kubur batu, juga memiliki lima sumur peninggalan zaman megalitikum
yang hingga saat ini masih memiliki simpanan air. Sumur tersebut oleh warga
setempat dinamai Sumur Kecil, Besar, Kajar, Kembangarum, dan Krambilsawit.
Sumur bersejarha ini dipercaya sangat mistis. Sehingga warga sekitar tidak
berani sembarangan terhadap sumur tua tersebut.
Sugito, warga dusun setempat, mengatakan sejak
1978, pemerintah mulai meneliti peninggalan batu-batu besar ini. Karena
jumlahnya banyak, pemerintah mulai berpikir untuk mengumpulkan peninggalan
bersejarah di satu tempat guna memudahkan pelestarian dan penelitian. Itulah
kenapa pada 1988 pemerintah mulai membebaskan lahan seluas 2.000 meter persegi
di Dusun Sokoliman II guna menampung ratusan menhir dan beberapa kubur
batu.
Tanah lapang seluas 2.000 meter persegi itu kini
menjadi area cagar budaya Situs Megalitikum Sokoliman yang dikelola Balai
Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. Areal situs itu dipagari dengan kawat di
sekelilingnya. Sejak tahun 2000, Sugito menjadi juru pelihara Situs Megalitikum
Sokoliman menggantikan ayahnya, Mento Prawiro, yang telah meninggal.